Tentang “Sepotong Hati yang Baru” karya “Tere Liye”,
membaca novel itu seakan menjadi sebuah kebutuhan bagiku, mengingatkan
peristiwa masa lalu yang membuatku tertawa kala mengingatnya, dan membuatku
merasa begitu bodoh jika ku tahu itu hanyalah cerita palsu dari seseorang
untukku, but everything so special, entah itu peristiwa baik atau kurang baik,
karena di dunia ini tidak ada hal buruk. Novel ini sangat bagus untuk dibaca
buat semua orang yang masih tak mengerti dan memahami bagaimana me manage
perasaan dengan baik.
Ini adalah kutipan dari novel karya “Tere Liye”
yang seakan bagaikan selaksa embun yang menetes dari dedaunan yang kering..
“Hiks, apa yang pernah kubilang pada Putri?Makanya,
siapa suruh GR?Maka saat kebenaran itu datang, ia bagai embun yang terkena
cahaya matahari. Bagai embun yang disiram air.
Musnah sudah semua harapan-harapan palsu itu. Menyisakan kesedihan.
Salah siapa?Mau menyalahkan orang lain?”
Urusan GR ini memang kadang gila. Kita benar-benar
tidak bisa lagi berpikir waras dan rasional, tertutupi oleh ilusi dan mimpi.
Menerjemahkan semua kejadian berdasarkan yang mau kita dengar atau lihat saja. Padahal
nyatanya?Tidak sama sekali.
Itu adalah part dari halaman 20, hmmm, Damn, I’ve
been there, and so absurbbb!!!,ya seperti itulah seseorang yang begitu mudahnya
diperdaya. How old are you????
Intinya sih menurutku seperti ini, sesuatu yang
kita tunggu terkadang tidak datang, tetapi kadang juga hal yang selama ini
tidak kita tunggu tetapi malah datang, apakah
sesuatu itu yang kamu butuhin atau tidak, tanyakan pada hati, jiwa dan pikiranmu.
Apakah kita bersedia mengorbankan sesuatu yang penting untuk kepuasanmu sesaat,
kegoisanmu, atau ego kebahagiaan?bahkan mungkin cinta....
Seseorang mungkin akan memberimu “rasa” yang
berbeda, eitzzzzzs kamu harus hati-hati, be careful bahasa inggrisnya, mungkin
kamu salah ngartiinnya, wajah dan sifat seseorang ada banyak topeng, tak usah
repot-repot kamu paksa mereka untuk membuka topeng mereka, karna biarkan mereka
membuka topeng mereka sendiri seiring berjalannya waktu, dan jangan terkejut
ketika sifat mereka tak seindah wajah mereka atau tak semanis ucapan mereka.
Kita hanya butuh pemahaman dengan baik tentang semua hal di dunia ini, tak
peduli seberapa sederhana hal itu, kita hanya butuh keyakinan dan pemahaman
bahwa hati kita tak ada kepalsuan.
“Apabila
mata sudah kabur membedakan mana benar dan mana salah, coba periksa hati,
mungkin ia keras, tertutup, dan tak tersentuh oleh nama-Nya”.